Apakah kira kira, kita adalah manusia (dalam arti yang seutuhnya), atau hanya mengaku-ngaku saja sebagai manusia?? jika anda adalah seseorang yang suka merenung tentang hakikat kehidupan, pertanyaan semacam ini semestinya menjadi bagian yang sering anda persoalkan. jawabannya bisa dicari dengan menggali ke dalam "diri", atau mencarinya di luar diri, semisal bertanya pada seorang guru, membaca literatur, atau mendengar aneka pendapat dari para ahli. Dalam beberapa literatur yang membicarakan tentang hakikat kehidupan (yang saya yakin, lahirnya literatur ini juga hasil perenungan mendalam ke dalam diri dan pembacaan lebih lanjut pada alam eksternal), disebutkan bahwa dalam penciptaan alam jagad raya ini, manusia disebut sebagai akhir dari penciptaan, puncak dari sebuah evolusi alam raya. pada penciptaan sebelum manusia, Tuhan telah menciptakan makhluk-makhluk lain, yaitu tumbuh-tumbuhan dan binatang. Keunggulan manusia sebagai puncak penciptaan, ia memiliki kualitas y...
Al-Shabr Al-Shabr (Sabar) secara bahasa menurut K. H.Ahmad Rifa’I adalah menanggung kesulitan. Sedangakan Al-Shabr menurut istilah adalah melaksanakan tiga perkara. yang petama menanggung kesulitan ibadah, memenuhi kewajiban dengan penuh ketaatan. yang ke-dua, menanggung kesulitan taubat yang benar, menjauhi perbuatan maksiat zhahir dan bathin sebatas kemampuan. Yang ke-tiga menanggung kesulitan hati ketika tertimpa musibah di dunia, kosong dari keluhan yang tidak benar. Sabar diartikan sebagai keadaan jiwa yang kokoh, stabil dan konsekwen dalam pendirian. Jiwanya tidak tergoyahkan, pendiriannya tidak lebih walau bagaimanapun beratnya tantangan yang dihadapi. Pantang mundur dan tak kenal menyerah, karena seorang sufi beranggapan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah merupakan iradah tuhan dan mengandung ujian. Menurut al-Ghazali, yang dinamakan “sabar” adalah meninggalkan segala macam kegiatan atau pekerjaan yang d...